bahayanya merokok
Definisi
rokok menurut wikipedia adalah silinder dari kertas berukuran panjang
antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar
10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada
salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain.
Ada dua jenis rokok, rokok yang berfilter dan
tidak berfilter. Filter pada rokok terbuat dari bahan busa serabut sintetis
yang berfungsi menyaring nikotin.
Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-paruatau serangan jantung.
Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-paruatau serangan jantung.
Manusia di dunia yang merokok untuk pertama
kalinya adalah suku bangsa Indian di Amerika, untuk keperluan ritual seperti
memuja dewa atau roh. Pada abad 16, Ketika bangsa Eropa menemukan benua
Amerika, sebagian dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap
rokok dan kemudian membawa tembakau ke Eropa. Kemudian kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan bangsawan
Eropa. Tapi berbeda dengan bangsa Indian yang merokok untuk keperluan ritual,
di Eropa orang merokok hanya untuk kesenangan semata-mata. Abad 17 para
pedagang Spanyol masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan merokok mulai masuk
negara-negara Islam.
Sekali lagi, sebuah studi memperlihatkan
bahwa merokok tidak hanya berbahaya bagi diri sendiri namun juga bagi
lingkungan sekitar mereka. Laporan dari Dr Paolo Vineis seperti yang dilansir
oleh The British Medical Journal menyatakan anak-anak memiliki resiko paling besar dari para
orangtua perokok.
Dampak perokok pada non perokok (perokok
pasif) sudah lama diketahui. Namun bahaya mengenai orangtua perokok pada
kesehatan anak-anak baru kini mengemuka. Dari penelitian yang dilakukan oleh Dr
Paolo Vineis disejumlah negara Eropa diketahui bahwa anak-anak mengalami dampak
paling tinggi.
Yaitu sekitar tiga kali lipat terkena kanker
paru-paru dan masalah yang berhubungan dengan pernafasan lainya dari orangtua
yang perokok.
Resiko anak-anak terkena kanker paru-paru
mengalami kenaikan sampai 3.6 kali dari orangtua perokok karena anak-anak ini
telah menjadi seorang perokok pasif.
Merokok dirumah memang tidak dilarang namun
Dr Paolo menyarankan orang tua seharusnya tidak merokok di rumah saat anak-anak
mereka berada disekitarnya. Dr. Norman Edelman memberikan saran lain bahwa
seandainya harus merokok disarankan untuk tidak merokok diruangan tertutup.
Setiap batang rokok yang dinyalakan akan
mengeluarkan lebih 4 000 bahan kimia beracun yang membahayakan dan boleh
membawa kematian. Dengan ini setiap hisapan itu menyerupai satu hisapan maut.
Di antara kandungan asap rokok termasuklah bahan radioaktif (polonium-201) dan
bahan-bahan yang digunakan di dalam cat (acetone), pencuci lantai (ammonia),
ubat gegat (naphthalene), racun serangga (DDT), racun anai-anai (arsenic), gas
beracun (hydrogen cyanide) yang digunakan di “kamar gas maut”. Bagaimanapun,
racun paling penting adalah Tar, Nikotin dan Karbon Monoksida.
Tar mengandung sekurang-kurangnya 43 bahan
kimia yang diketahui menjadi penyebab kanker (karsinogen).
Bahan seperti benzopyrene yaitu sejenis policyclic aromatic hydrocarbon (PAH)
telah lama disahkan sebagai penyebab kanker.
Nikotin, seperti najis dadah heroin,
amfetamin dan kokain, bertindak balas di dalam otak dan mempunyai kesan kepada
sistem mesolimbik yang menjadi penyebab utama ketagihan. Nikotin turut menjadi
punca utama risiko serangan penyakit jantung dan strok. Hampir satu perempat pasien
penyakitjantung adalah karena
kebiasaan merokok.
Karbon Monoksida pula adalah gas beracun yang
biasanya dikeluarkan oleh knalpot kendaraan.
Apabila racun rokok itu memasuki tubuh
manusia , akan membawa kerusakkan pada setiap organ yang dilaluinya, bermula
dari hidung, mulut, tenggorokan, saluran pernafasan, paru-paru, saluran darah, jantung, organ reproduksi, sehinggalah ke saluran
kencing dan kandung kemih , yaitu apabila sebahagian dari racun-racun itu
dikeluarkan dari badan dalam bentuk air seni.
Meskipun kadar
bahan-bahan kimia yang masuk ke udara tersebut belum melebihi ambang batas yang
diperbolehkan, namun jika terjadi paparan dalam waktu yang lama dan terus
menerus dapat berpengaruh bagi kesehatan kita.
1. Asbes
Asbes merupakan serat mineral silika yang bersifat
fleksibel, tahan lama dan tidak mudah terbakar. Asbes banyak digunakan sebagai
penghantar listrik dan penghantar panas yang baik. Asbes banyak digunakan
sebagai isolator panas dan pada pipa saluran pembuangan limbah rumah tangga,
dan bahan material atap rumah. Asbes banyak digunakan dalam bahan-bahan
bangunan. Jika ikatan asbes dalam senyawanya lepas, maka serat asbes akan masuk
ke udara dan bertahan dalam waktu yang lama.
2. Bioaerosol
Kontaminan biologi seperti virus, bakteri, jamur, lumut ,
serangga atau serbuk sari tumbuhan. Kontaminan biologi tersebut jika dihembus
oleh angin akan masuk ke udara dan mencemari udara bersih.
3. Formaldehid
Formaldehid merupakan aldehid sederhana. Gas formaldehid
tidak berwarna dan diemisikan dari bahan-bahan bangunan, industri rumah tangga
atau proses pembakaran. Formaldehid juga terdapat pada produk kayu yang dipres,
papan, papan dinding, tekstil (seperti pada karpet dan pakaian).
Formaldehid dapat masuk ke udara akibat terjadi
pengikisan dan penguapan akibat panas yang tinggi.
4. Bahan-bahan pertikulat
Dalam kehidupan sehari-hari pertikulat dikenal dengan
istilah debu yang berterbangan di udara. Partikulat juga bisa ditemui dalam
bentuk logam-logam berta yang jika terhirup oleh manusia akan mengakibatkan
penyakit.
5. Senyawa organik volatil
(Volatil Organic Compound)
Senyawa organik volatil (VOC) mudah menguap pada suhu
kamar. VOC sering ditemui dalam bentuk aerosol yang terdapat pada pembersih,
cat, vernis, produk-produk kayu yang di-pres, pestisida, dan semir.
6. Karbon monoksida (CO)
Karbon
monoksida atau CO adalah suatu gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan juga
tidak berasa. Gas CO dapat berbentuk cairan pada suhu dibawah 129oC.
Gas CO sebagian besar berasal dari pembakaran bahan fosil dengan udara, berupa
gas buangan. Kota besar yang padat lalu lintasnya akan banyak menghasilkan gas
CO sehingga kadar CO dalam uadra relatif tinggi dibandingkan dengan daerah
pedesaan. Selain itu dari gas CO dapat pula terbentuk dari proses industri.
Secara alamiah gas CO juga dapat terbentuk, walaupun jumlahnya relatif sedikit,
seperti gas hasil kegiatan gunung berapi, proses biologi dan lain-lain. Secara umum
terbentuk gas CO adalah melalui proses berikut ini :
Pertama, pembakaran bahan bakar fosil.
Kedua,
pada suhu tinggi terjadi reaksi antara karbondioksida (CO2) dengan
karbon C yang menghasilkan gas CO.
Ketiga,
pada suhu tinggi, CO2 dapat
terurai kembali menjadi CO dan oksigen.
Penyebaran gas CO diudara tergantung pada keadaan
lingkungan. Untuk daerah perkotaan yang banyak kegiatan industrinya dan lalu
lintasnya padat, udaranya sudah banyak tercemar oleh gas CO. Sedangkan daerah
pimggiran kota atau desa, cemaran CO diudara relatif sedikit. Ternyata tanah
yang masih terbuka dimana belum ada bangunan diatasnya, dapat membantu
penyerapan gas CO. Hal ini disebabkan mikroorganisme yang ada didalam tanah
mampu menyerap gas CO yang terdapat diudara. Angin dapat mengurangi konsentrasi
gas CO pada suatu tempat karena perpindahan ke tempat lain.
Karbon monoksida (CO) apabila terhisap ke dalam paru-paru
akan ikut peredaran darah dan akan menghalangi masuknya oksigen yang akan
dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini dapat terjadi karena gas CO bersifat racun
metabolisme, ikut bereaksi secara metabolisme dengan darah. Seperti halnya
oksigen, gas CO bereaksi dengan darah (hemoglobin) :
Hemoglobin + O2 -> O2Hb (oksihemoglobin)
Hemoglobin + CO ->
COHb (karboksihemoglobin)
Konsentrasi gas CO sampai dengan 100 ppm masih dianggap
aman jika waktu kontak hanya sebentar. Gas CO sebanyak 30 ppm apabila dihisap
manusia selama 8 jam akan menimbulkan rasa pusing dan mual. Pengaruh karbon
monoksida (CO) terhadap tubuh manusia ternyata tidak sama dengan manusia yang
satu dengan yang lainnya. Konsentrasi gas CO disuatu ruang akan naik bila di
ruangan itu ada orang yang merokok. Orang yang merokok akan mengeluarkan asap
rokok yang mengandung gas CO dengan konsentrasi lebih dari 20.000 ppm yang kemudian
menjadi encer sekitar 400-5000 ppm selama dihisap. Konsentrasi gas CO yang
tinggi didalam asap rokok menyebabkan kandungan COHb dalam darah orang yang
merokok jadi meningkat. Keadaan ini sudah barang tentu sangat membahayakan
kesehatan orang yang merokok. Orang yang merokok dalam waktu yang cukup lama
(perokok berat) konsentrasi COHb dalam darahnya sekitar 6,9%. Hal inilah yang
menyebabkan perokok berat mudah terkena serangan jantung.
Pengaruh konsentrasi gas CO di udara sampai dengan dengan
100 ppm terhadap tanaman hampir tidak ada, khususnya pada tanaman tingkat
tinggi. Bila konsentrasi gas CO di udara mencapai 2000 ppm dan waktu kontak
lebih dari 24 jam, maka kana mempengaruhi kemampuan fiksasi nitrogen oleh
bakteri bebas yang ada pada lingkungan terutama yang terdapat pada akar
tanaman.
Penurunan
kesadaran sehingga terjadi banyak kecelakaan, fungsi sistem kontrol syaraf
turun serta fungsi jantung dan paru-paru menurun bahkan dapat menyebabkan
kematian. Waktu tinggal CO dalam atmosfer lebih kurang 4 bulan. CO dapat
dioksidasi menjadi CO2 dalam
atmosfer adalah HO dan HO2 radikal,
atau oksigen dan ozon. Mikroorganisme tanah merupakan bahan yang dapat
menghilangkan CO dari atmosfer.
Dari
penelitian diketahui bahwa udara yang mengandung CO sebesar 120 ppm dapat
dihilangkan selama 3 jam dengan cara mengontakkan dengan 2,8 kg tanah (Human, 1971), dengan demikian mikroorganisme
dapat pula menghilangkan senyawa CO dari lingkungan, sejauh ini yang berperan
aktif adalah jamur penicillium dan Aspergillus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar