ANATOMI FISIOLOGI MATA
Aku akan memberikan sebuat materi tentang Anatomi dan fisiologi mata. dalam
materi anatomi dan fisiologi mata ini, aku akan bahas mulai dari definisi mata,
struktur dan fungsi mata, otot saraf dan pembuluh darah yang terdapat di mata
serta struktur pelindungnya. langsung saja yah kita bahas satu persatu mengenai
anatomi dan fisiologi mata. di mulai dari definisi mata terlebih dahulu.
A.Definisi mata
mata merupakan alat indra yang terdapat pada manusia. Secara
konstan mata menyesuaikan jumlah cahaya yang masuk, memusatkan perhatian pada
objek yang dekat dan jauh serta menghasilkan gambaran yang kontinu yang dengan
segera dihantarkan ke otak
B.Struktur dan fungsi mata
di sini akan di bahas struktur dan fungsi mata. mata kita
terdiri dari bermacam-macam struktur sekaligus dengan fungsinya. struktur dari
mata itu sendiri atau bisa di sebut dengan anatomi mata meliputi Sklera,
Konjungtiva, Kornea, pupil, iris, lensa, retina, saraf optikus, Humor aqueus,
serta Humor vitreus yang masing-masingnya memiliki fungsi atau kerjanya
sendiri. aku bahas satu-satu aja kali yah mengenai struktur dan fungsi mata,
dimana masing-masing dari struktur mata mempunyai Fisiologi mata itu sendiri. Berikut
Struktur mata beserta fisiologisnya:
- Sklera
(bagian
putih mata) : merupakan lapisan luar mata yang berwarna putih dan relatif
kuat.
- Konjungtiva : selaput tipis yang melapisi
bagian dalam kelopak mata dan bagian luar sklera.
- Kornea
:
struktur transparan yang menyerupai kubah, merupakan pembungkus dari iris,
pupil dan bilik anterior serta membantu memfokuskan cahaya.
- Pupil : daerah hitam di
tengah-tengah iris.
- Iris
:
jaringan berwarna yang berbentuk cincin, menggantung di belakang kornea
dan di depan lensa; berfungsi mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata
dengan cara merubah ukuran pupil.
- Lensa : struktur cembung ganda yang
tergantung diantara humor aqueus dan vitreus; berfungsi membantu
memfokuskan cahaya ke retina.
- Retina : lapisan jaringan peka cahaya
yang terletak di bagian belakang bola mata; berfungsi mengirimkan pesan
visuil melalui saraf optikus ke otak.
- Saraf
optikus
: kumpulan jutaan serat saraf yang membawa pesan visuil dari retina ke
otak.
- Humor
aqueus
: cairan jernih dan encer yang mengalir diantara lensa dan kornea (mengisi
segmen anterior mata), serta merupakan sumber makanan bagi lensa dan
kornea; dihasilkan oleh prosesus siliaris.
- Humor
vitreus
: gel transparan yang terdapat di belakang lensa dan di depan retina
(mengisi segmen posterior mata).
Cahaya yang masuk melalui kornea diteruskan ke pupil. Iris
mengatur jumlah cahaya yang masuk dengan cara membuka dan menutup, seperti
halnya celah pada lensa kamera. Jika lingkungan di sekitar gelap, maka cahaya
yang masuk akan lebih banyak; jika lingkungan di sekitar terang, maka cahaya
yang masuk menjadi lebih sedikit. Ukuran pupil dikontrol oleh otot sfingter
pupil, yang membuka dan menutup iris.
Lensa terdapat di belakang iris. Dengan merubah bentuknya,
lensa memfokuskan cahaya ke retina. Jika mata memfokuskan pada objek yang
dekat, maka otot silier akan berkontraksi, sehingga lensa menjadi lebih tebal
dan lebih kuat. Jika mata memfokuskan pada objek yang jauh, maka otot silier
akan mengendur dan lensa menjadi lebih tipis dan lebih lemah. Sejalan dengan
pertambahan usia, lensa menjadi kurang lentur, kemampuannya untuk menebal
menjadi berkurang sehingga kemampuannya untuk memfokuskan objek yang dekat juga
berkurang. Keadaan ini disebut presbiopia.
Retina mengandung saraf-saraf cahaya dan pembuluh darah.
Bagian retina yang paling sensitif adalah makula, yang memiliki ratusan ujung
saraf. Banyaknya ujung saraf ini menyebabkan gambaran visuil yang tajam. Retina
mengubah gambaran tersebut menjadi gelombang listrik yang oleh saraf optikus
dibawa ke otak.
Saraf optikus menghubungkan retina dengan cara membelah
jalurnya. Sebagian serat saraf menyilang ke sisi yang berlawanan pada kiasma
optikus (suatu daerah yang berada tepat di bawah otak bagian depan). Kemudian
sebelum sampai ke otak bagian belakang, berkas saraf tersebut akan bergabung
kembali.
Bola mata
terbagi menjadi 2 bagian, masing-masing terisi oleh cairan:
- Segmen
anterior : mulai dari kornea sampai lensa, berisi humor aqueus
yang merupakan sumber energi bagi struktur mata di dalamnya. Segmen
anterior sendiri terbagi menjadi 2 bagian (bilik anterior : mulai dari
kornea sampai iris, dan bilik posterior : mulai dari iris sampai lensa).
Dalam keadaan normal, humor aqueus dihasilkan di bilik posterior, lalu
melewati pupil masuk ke bilik anterior kemudian keluar dari bola mata
melalui saluran yang terletak ujung iris.
- Segmen
posterior : mulai dari tepi lensa bagian belakang sampai ke
retina, berisi humor vitreus yang membantu menjaga bentuk bola mata.
C.Otot Mata, Saraf Mata, dan Pembuluh Darah
mata mempunyai otot, saraf serta pembuluh darah. Beberapa
otot bekerja sama menggerakkan mata. Setiap otot dirangsang oleh saraf kranial
tertentu. Tulang orbita yang melindungi mata juga mengandung berbagai saraf
lainnya, yaitu :
- Saraf
optikus membawa gelombang saraf yang dihasilkan di dalam retina ke otak
- Saraf
lakrimalis merangsang pembentukan air mata oleh kelenjar air mata
- Saraf
lainnya menghantarkan sensasi ke bagian mata yang lain dan merangsang otot
pada tulang orbita.
Arteri oftalmika dan arteri retinalis menyalurkan darah ke
mata kiri dan mata kanan, sedangkan darah dari mata dibawa oleh vena oftalmika
dan vena retinalis. Pembuluh darah ini masuk dan keluar melalui mata bagian
belakang.
D.Struktur Pelindung Mata
Struktur di sekitar mata melindungi dan memungkinkan mata
bergerak secara bebas ke segala arah. Struktur tersebut melindungi mata
terhadap debu, angin, bakteri, virus, jamur dan bahan-bahan berbahaya lainnya,
tetapi juga memungkinkan mata tetap terbuka sehingga cahaya masih bisa masuk.
adapun struktur pelindung mata, meliputi:
v Orbita
Orbita adalah rongga bertulang yang
mengandung bola mata, otot-otot, saraf, pembuluh darah, lemak dan struktur yang
menghasilkan dan mengalirkan air mata.
v Kelopak Mata
Kelopak mata merupakan lipatan kulit
tipis yang melindungi mata. Kelopak mata secara refleks segera menutup untuk
melindungi mata dari benda asing, angin, debu dan cahaya yang sangat terang.
Ketika berkedip, kelopak mata membantu menyebarkan cairan ke seluruh permukaan
mata dan ketika tertutup, kelopak mata mempertahankan kelembaban permukaan
mata. Tanpa kelembaban tersebut, kornea bisa menjadi kering, terluka dan tidak
tembus cahaya. Bagian dalam kelopak mata adalah selaput tipis (konjungtiva)
yang juga membungkus permukaan mata.
v Bulu mata
Bulu Mata merupakan rambut pendek
yang tumbuh di ujung kelopak mata dan berfungsi membantu melindungi mata dengan
bertindak sebagai barrier (penghalang). Kelenjar kecil di ujung kelopak mata
menghasilkan bahan berminyak yang mencegah penguapan air mata.
v Kelenjar lakrimalis
Kelenjar Lakrimalis terletak di
puncak tepi luar dari mata kiri dan kanan dan menghasilkan air mata yang encer.
Air mata mengalir dari mata ke dalam hidung melalui 2 duktus lakrimalis; setiap
duktus memiliki lubang di ujung kelopak mata atas dan bawah, di dekat hidung.
Air mata berfungsi menjaga kelembaban dan kesehatan mata, juga menjerat dan
membuang partikel-partikel kecil yang masuk ke mata. Selain itu, air mata kaya
akan antibodi yang membantu mencegah terjadinya infeksi.
ANATOMI FISIOLOGI TELINGA
A.Anatomi Telinga
Luar
Telinga luar,
yang terdiri dari aurikula (atau pinna) dan kanalis auditorius eksternus,
dipisahkan dari telinga tengan oleh struktur seperti cakram yang dinamakan
membrana timpani (gendang telinga). Telinga terletak pada kedua sisi kepala
kurang lebih setinggi mata. Aurikulus melekat ke sisi kepala oleh kulit dan
tersusun terutama oleh kartilago, kecuali lemak dan jaringan bawah kulit pada
lobus telinga. Aurikulus membantu pengumpulan gelombang suara dan perjalanannya
sepanjang kanalis auditorius eksternus. Tepat di depan meatus auditorius
eksternus adalah sendi temporal mandibular. Kaput mandibula dapat dirasakan
dengan meletakkan ujung jari di meatus auditorius eksternus ketika membuka dan
menutup mulut. Kanalis auditorius eksternus panjangnya sekitar 2,5 sentimeter.
Sepertiga lateral mempunyai kerangka kartilago dan fibrosa padat di mana kulit
terlekat. Dua pertiga medial tersusun atas tulang yang dilapisi kulit tipis.
Kanalis auditorius eksternus berakhir pada membrana timpani. Kulit dalam kanal
mengandung kelenjar khusus, glandula seruminosa, yang mensekresi substansi
seperti lilin yang disebut serumen. Mekanisme pembersihan diri telinga
mendorong sel kulit tua dan serumen ke bagian luar tetinga. Serumen nampaknya
mempunyai sifat antibakteri dan memberikan perlindungan bagi kulit.
B.Anatomi Telinga
Tengah
Telinga tengah
tersusun atas membran timpani (gendang telinga) di sebelah lateral dan kapsul
otik di sebelah medial celah telinga tengah terletak di antara kedua Membrana
timpani terletak pada akhiran kanalis aurius eksternus dan menandai batas
lateral telinga, Membran ini sekitar 1 cm dan selaput tipis normalnya berwarna
kelabu mutiara dan translulen.Telinga tengah merupakan rongga berisi udara
merupakan rumah bagi osikuli (tulang telinga tengah) dihubungkan dengan tuba
eustachii ke nasofaring berhubungan dengan beberapa sel berisi udara di bagian
mastoid tulang temporal.
Telinga tengah mengandung tulang terkecil (osikuli) yaitu malleus, inkus
stapes. Osikuli dipertahankan pada tempatnya oleh sendian, otot, dan ligamen,
yang membantu hantaran suara. Ada dua jendela kecil (jendela oval dan dinding
medial telinga tengah, yang memisahkan telinga tengah dengan telinga dalam.
Bagian dataran kaki menjejak pada jendela oval, di mana suara dihantar telinga
tengah. Jendela bulat memberikan jalan ke getaran suara. Jendela bulat ditutupi
oleh membrana sangat tipis, dan dataran kaki stapes ditahan oleh yang agak
tipis, atau struktur berbentuk cincin. anulus jendela bulat maupun jendela oval
mudah mengalami robekan. Bila ini terjadi, cairan dari dalam dapat mengalami kebocoran
ke telinga tengah kondisi ini dinamakan fistula perilimfe.
Tuba eustachii
yang lebarnya sekitar 1mm panjangnya sekitar 35 mm, menghubngkan telingah ke
nasofaring. Normalnya, tuba eustachii tertutup, namun dapat terbuka akibat
kontraksi otot palatum ketika melakukan manuver Valsalva atau menguap atau
menelan. Tuba berfungsi sebagai drainase untuk sekresi dan menyeimbangkan
tekanan dalam telinga tengah dengan tekanan atmosfer.
C. Anatomi Telinga Dalam
Telinga dalam tertanam jauh di dalam bagian tulang temporal. Organ
untuk pendengaran (koklea) dan keseimbangan (kanalis semisirkularis), begitu
juga kranial VII (nervus fasialis) dan VIII (nervus koklea vestibularis)
semuanya merupakan bagian dari komplek anatomi. Koklea dan kanalis
semisirkularis bersama menyusun tulang labirint. Ketiga kanalis semisi
posterior, superior dan lateral erletak membentuk sudut 90 derajat satu sama
lain dan mengandung organ yang berhubungan dengan keseimbangan. Organ ahir
reseptor ini distimulasi oleh perubahan kecepatan dan arah gerakan seseorang.
Koklea berbentuk
seperti rumah siput dengan panjang sekitar 3,5 cm dengan dua setengah lingkaran
spiral dan mengandung organ akhir untuk pendengaran, dinamakan organ Corti. Di
dalam lulang labirin, namun tidak sem-purna mengisinya,Labirin membranosa
terendam dalam cairan yang dinamakan perilimfe, yang berhubungan langsung
dengan cairan serebrospinal dalam otak melalui aquaduktus koklearis. Labirin
membranosa tersusun atas utrikulus, akulus, dan kanalis semisirkularis, duktus
koklearis, dan organan Corti. Labirin membranosa memegang cairan yang
dina¬makan endolimfe. Terdapat keseimbangan yang sangat tepat antara perilimfe
dan endolimfe dalam telinga dalam; banyak kelainan telinga dalam terjadi bila
keseimbangan ini terganggu. Percepatan angular menyebabkan gerakan dalam cairan
telinga dalam di dalam kanalis dan merang-sang sel-sel rambut labirin
membranosa. Akibatnya terja¬di aktivitas elektris yang berjalan sepanjang
cabang vesti-bular nervus kranialis VIII ke otak. Perubahan posisi kepala dan
percepatan linear merangsang sel-sel rambut utrikulus. Ini juga mengakibatkan
aktivitas elektris yang akan dihantarkan ke otak oleh nervus kranialis VIII. Di
dalam kanalis auditorius internus, nervus koklearis (akus-dk), yang muncul dari
koklea, bergabung dengan nervus vestibularis, yang muncul dari kanalis
semisirkularis, utrikulus, dan sakulus, menjadi nervus koklearis (nervus
kranialis VIII). Yang bergabung dengan nervus ini di dalam kanalis auditorius
internus adalah nervus fasialis (nervus kranialis VII). Kanalis auditorius
internus mem-bawa nervus tersebut dan asupan darah ke batang otak.
D.Kehilangan Pendengaran
Ada dua jenis
kehilangan pendengaran yaitu:
v
Kehilangan konduktif
biasanya terjadi akibat kelainan telinga luar, seperti infeksi serumen, atau
kelainan telinga tengah, seperti otitis media atau otosklerosis. Pada keadaan
seperti itu, hantaran suara efisien suara melalui udara ke telinga dalam
terputus.
v
kehilangan sensoris
melibatkan kerusakan koklea atau saraf vestibulokoklear. Selain kehilangan
konduktsi dan sensori neural, dapat juga terjadi kehilangan pendengaran
campuran begitu juga kehilangan pendengaran fungsional. Pasien dengan
kehilangan suara campuran mengalami kehilangan baik konduktif maupun sensori
neural akibat disfungsi konduksi udara maupun konduksi tulang. Kehilangan suara
fung¬sional (atau psikogenik) bersifat inorganik dan tidak berhubungan dengan
perubahan struktural mekanisme pendengaran yang dapat dideteksi biasanya
sebagai manifestasi gangguan emosional.
Lebih dari 20
juta orang di Amerika Serikat menderita berbagai tingkat kehilangan
pendengaran. Kebanyakan di antaranya dapat ditolong dengan terapi medis atau
bedah atau dengan alat bantu dengar dan memandu pasien ke pusat pelayanan.
E.Gejala Kehilangan Pendengaran
Ø
Deterlorisasi
wicara
Individu yang bicara dengan bagian akhir kata tldak jelas atau dihllangkan,
atau mengeluarkan kata-kata bernada datar, mungkin karena tidak mendengar
dengan baik, Telinga memandu suara, baik kekerasan maupun ucapannya.
Ø
Keletihan
Bila Individu merasa mudah lelah ketika mendengarkan
percakapan atau pidato, keletihan bisa disebabkan oleh usaha keras untuk
mendengarkan. Pada keadaan ini, Iridividu tersebut menjadl mudah tersinggung.
Ø
Acuh
individu yang tak bisa mendengar perkataan orang lain
mudah mengalami depresi dan ketidaktertarikan terhadap kehidupan secara umum.
Menarik dlri dari sosial Karena tak mampu rnendengar apa yang terjadi di
sekitarnya menyebabkan individu dengan gangguan pendengaran menarlk diri dari
situasi yang dapat memalukannya.
Ø
Rasa
tak aman
Kehilangan rasa percaya diri dan takut berbuat salah menclptakan suatu perasaan
tak aman pada kebanyakan orang dengan gangguan pendengar¬an. Tak ada seorang
pun yang menginglnkan untuk mengatakan atau melakukan hal yang salah yang
cenderung membuatnya nampak bodoh.
Tak mampu membuat keputusan-prokrastinal Kehilangan kepercayaan diri
membuat seseorang dengan gangguan pendengaran sangat kesulitan untuk membuat
keputusan.
Ø
Kecurigaan
Individu dengan kerusakan pendengaran, yang sering
hanya mendengar sebagian dari yang dikatakan, bisa merasa curiga bahwa orang
lain membicarakan dirinya atau bagian percakapan yang berhubungan dengannya
sengaja diucapkan dengan lirih sehingga la tak dapat mandengarkan
Ø
Kabanggaan
semu
Individu dengan kerusakan pendengaran berusaha menyembunyikan kehilangan
pendengarannya. Konsekwensinya, ia sering berpura-pura mendengar padahal sebenarnya
tidak.
Kesepian dan ketldak bahaglaan Meskipun setiap orang selalu menginginkan
ketenangan, namun kesunyian yang dipaksakan dapat membosankan bahkan kadang
menakutkan. Individu dengan kehilangan pendengaran sering merasa (terasing)
Kecenderungan
untuk mendominasi pembicaran Banyak Individu dengan kerusakan pendengaran
cenderung mendominasi percakapan, mengetahui bahwa selama pembicaraan terpusat
padanya sehingga ia dapat mengontrol maka la tidak akan melakuKan kesalahan
yang memalukan.(Seizin Maico Hearing Instruments.)
·
Untuk memeriksa kanalis
auditorius eksternus dan membrana timpani, kepala pasien sedikit dijauhkan dari
pemeriksa.
Otoskop dipegang dengan satu tangan
semen¬tara aurikulus dipegang dengan tangan lainnya dengan mantap dan ditarik
ke atas, ke belakang dan sedikit ke luar Cara ini akan membuat lurus kanal pada
orang dewasa, sehingga memungkinkan pemeriksa melihat lebih jelas membrana
timpani.
·
Spekulum dimasukkan dengan
lembut dan perlahan ke kanalis telinga, dan mata didekatkan ke lensa pembesar
otoskop untuk melihat kanalis dan membrana timpani. Spekulum terbesar yang
dapat dimasukkan ke telinga (biasanya 5 mm pada orang dewasa) dipandu dengan
lembut ke bawah ke kanal dan agak ke depan. Karena bagian distal kanalis adalah
tulang dan ditutupi selapis epitel yang sensitif, maka tekanan harus
benar-benar ringan agar tidak menimbulkan nyeri.
GAMBAR. Teknik untuk menggunakan otoskop.
Ø
Setiap adanya cairan,
inflamasi, atau benda asing; dalam kanalis auditorius eksternus dicatat.
Membrana, timpani sehat berwarna mutiara keabuan pada dasar kanalis. Penanda
harus dttihat mungkin pars tensa dan kerucut cahaya.umbo, manubrium mallei, dan
prosesus brevis.
Ø
Gerakan memutar lambat spekulum memungkinkan
penglihat lebih jauh pada Hpatan malleus dan daerah perifer. dan warna membran
begitu juga tanda yang tak biasa at! deviasi kerucut cahaya dicatat. Adanya
cairan, gele bung udara, atau masa di telinga tengah harus dicatat.
Ø
Pemeriksaan otoskop kanalis auditorius
eksternus membrana timpani yang baik hanya dapat dilakukan bi kanalis tidak
terisi serumen yang besar. Serumen not nya terdapat di kanalis eksternus, dan
bila jumla sedikit tidak akan mengganggu pemeriksaan otoskop.
Ø
Bila serumen sangat lengket
maka sedikit minyak mineral atau pelunak serumen dapat diteteskan dalam kanalis
telinga dan pasien diinstruksikan kembali lagi.
F.Prosedur
Diagnostik Auditorius dan Vestibuler
Dalam mendeteksi kehilangan
pendengaran, audiome¬ter adalah satu-satunya instrumen diagnostik yang paling
penting.
Uji
audiometri ada dua macam
·
audiometri nada-murni, di mana
stimulus suara terdiri atas nada murni atau musik (semakin keras nada sebelum
pasien bisa mendengar berarti semakin besar kehilangan pende¬ngarannya), dan
·
audiometri wicara
di mana kata yang diucapkan digunakan untuk menentukan kemampuan mendengar dan
membedakan suara.
Ahli audiologi melakukan uji dan pasien mengenakan earphone dan sinyal mengenai
nada yang didengarkan. Ketika nada dipakai secara langsung pada meatus kanalis
auditorius eksiernus, kita mengukur konduksi udara. Bila stimulus diberikan
pada tulang mastoid, melintas mekanisme konduksi (osikulus), langsung menguji
konduksi saraf. Agar hasilnya akurat, evaluasi audiometri dilakukan di ruangan
yang kedap suara. Respons yang dihasil-kan diplot pada grafik yang dinamakan
audiogram.
G.Berkomunikasi pada Kerusakan
Pendengaran
Saran
berikut dapat membuat komunikasi lebih bafik dengan penderita gangguan
pendengaran yang wicaranya sulit dipahami.
1. Pusatkan seluruh perhatian pada apa
yang sedang ia katakannya. Perhatikan dan dengarkanjangan IM-coba melakukan
pekerjaan lain sementara menJe ngarkannya.
2. Libatkan pembicara dalam percakapan bila
memungkinkan untuk mengantisipasi jawaban. Hal ini mungkinkan anda menjadi
terbiasa dengan pola wicaranya yang khusus.
3. Cobalah mencari konteks intinya
tentang apa yang sedang dikatakannya; anda kemudian mungkin dapat mengisi detil
dari konteks tersebut.
4. Jangan mencoba berpura-pura mengerti bila anda
memang tidak mengerti.
5. Bila anda tak mampu memahami atau
mengalami keraguan berat mengenai kemampuan memahami apa yang dikatakannya,
lebih baik memintanya menulis-kan pesan yang ingin disampaikannya daripada
meng-ambil risiko salah pengertian. Meminta orang tersebut mengulang pesan
dalam bentuk wicara, setelah anda mengetahui isinya, juga dapat membantu anda
mem-biasakan diri dengan pola wicaranya.
Anjuran agar komunikasi lebih baik dengan penderita gangguan
pendengaran yang dapat membaca gerak bibir adalah sebagai berikut:
1) Ketika berbicara, anda harus menatap
orang tersebut selangsung mungkin.
2) Yakinkan bahwa wajah anda tampak
sejelas mungkin; posisikan diri anda sedemikian rupa sehingga wajah anda
mendapat pencahayaan yang memadai hindari terhalang oleh bayangan cahaya yang
terlalu terang;jangan menutupi penglihatan orang tersebut terhadap mulut anda
dengan cara apapun; hindari berbicara sambil mengunyah sesuatu dalam mulut
anda.
3) Yakinkan bahwa pasien mengetahui
topik atau subjek ekspresi verbal anda sebelum meneruskan dengan apa yang anda
rencanakan untuk diucapkan ini memung-kinkan orang tersebut menggunakan
petunjuk konteks-tual dalam membaca gerak bibir
4) Berbicara secara perlahan dan jelas, dengan
jeda yang lebih sering dibanding bila anda berbicara normal.
5) Bila anda ragu apakah beberapa
petunjuk atau instruk-si telah dipahami, lakukan pengecekan untuk meya-kinkan
bahwa pasien telah memahami secara penuh pesan anda
6) Bila mulut anda terpaksa ditutup dengan
alasarTapapun (misalnya memakai masker) dan anda wajib memberi arahan atau
instruksi kepada pasipn, maka tak ada jalan lain kecuali anda harus menulis
pesan yang ingin anda sampaikan.
H.Gangguan Telinga Luar
v Otalgia
Otalgia
adalah rasa nyeri pada telinga. Karena telinga dipersarafi oleh saraf yang kaya
(nervus kranialis V, VII, IX, dan X selain cabang saraf servikalis kedua dan
ketiga), maka kulit di tempat ini menjadi sangat sensitif.
Otalgia adalah gejala yang dapat timbul dari iritasi lokal
karena banyak kondisi dan dapat juga disebabkan oleh nyeri pindahan dari laring
dan faring. Banyak keluhan nyeri telinga sebenarnya akibat nyeri di dekat ser
ndi temporomandibularis. Diperkirakan bahwa lebih c 50% pasien yang mengeluh
otalgia tidak ditemukan pnyakit telinganya.
v Impaksi
Serumen
Secara
normal serumen dapat tertimbun dalam ka eksternus dan dalam jumlah dan warna
yang bervaria Meskipun biasanya tidak perlu dikeluarkan, kadang kadang dapat
mengalami infaeksi, menyebabkan rasa penuh dalam telinga, dan/atau kehilangan
perdengaran. Penumpukan serumen terutama bermakna populasi geriatrik sebagai
penyebab defisit pendengar Usaha membersihkan kanalis auditorius dengan bata
korek api, jepit rambut, atau alat lain bisa berbahay karena trauma terhadap
kulit dapat mengakibatkan infek atau kerusakan gendang telinga.
v Penatalaksanaan.
Serumen dapat diambil denga irigasi, pengisapan, atau instrumentasi. Kecuali
bila riwayat perforasi membrana timpani atau terdapat inflamasi telinga luar
(otitis eksterna), irigasi lembut kan prosedur yang dapat diterima untuk
mengambil serumen.
Teknik ini efektif bila serumen tidak terlalu melekat dalam kanalis auditorius
eksteni Pengambilan serumen yang berhasil dengan irigasi ha bisa dicapai bila
aliran air dapat mencapai bela serumen yang menyumbat agar dapat mendorongnya
lateral dan ke luar dari kanalis. Meskipun irrigator pic air biasanya aman,
namun instrumen ini berhubungan den perforasi membrana timpani dan bahkan
cedera otologik yang lebih serius. Maka harus digunakan tekanan serdah mungkin
yang digunakan untuk mencegah trail mekanik.
Bila sebelumnya sudah terdapat perforasi membran timpani di belakang impaksi
serumen, air dapat mema ruang telinga tengah. Masuknya air dingin ke da telinga
tengah dapat mengakibatkan vertigo akut dengan cara menginduksi arus konveksi
termal dalam kanalis semi sirkularis. Memasukkan air ke dalam rongga teli
tengah dapat juga meningkatkan risiko infeksi. Irigasi kanalis juga terbukti
mengakibatkan otitis eksterna: na (osteomielitis tulang temporal) pada manula
pende diabetes. Bila harus melakukan irigasi aural pada penderita diabetes,
harus digunakan larutan steril. Bila irigasi ti berhasil sempurna atau bila
impaksi serumen tidak purna, maka dapat dilakukan pengangkatan secara mekanis,
dengan pandangan langsung pada pasien yang koope-ratif oleh tenaga profesional
yang terlatih.
Serumen juga dapat dilunakkan dengan meneteskan beberapa tetes gliserin hangat,
minyak mineral, atau hidrogen peroksida perbandingan setengah selama 30 menit
sebelum pengangkatan. Bahan seruminolitik, seper-ti peroksida dalam gliseril
(Debrox) atau Cerumenex juga tersedia; namun, senyawa ini dapat menyebabkan
reaksi alergi dalam bentuk dermatitis. Pemakaian larutan ini dua sampai tiga
kali sehari selama beberapa hari biasanya sudah mencukupi untuk memudahkan pengangkatan
im-paksi. Bila impaksi serumen tak dapat dilepaskan dengan cara ini, dapat
diangkat oleh petugas perawatan kesehatan dengan instrumen khusus seperti kuret
serumen dan pengisap aural yang menggunakan mikroskop binokuler untuk
pembesaran.Benda Asing
v Otitis
Eksterna
Infeksi, utamanya bakteri atau jamur, merupakan masalah yang paling sering pada
telinga. Kebanyakan penyebab otitis eksterna (infeksi telinga luar) termasuk
air dalam kanalis auditorius eksternus (telinga perenang), trauma kulit kanalis
memungkinkan masuknya organisme ke jaringan, dan kondisi sistemik seperti
defisiensi vitamin dan kelainan endokrin. Kanalis telinga normal steril pada
beberapa orang; sedang lainnya mengandung Staphylo-coccus albus dan/atau
organisme lain seperti difteroid. Patogen otitis eksterna yang paling sering
adalah Staphy-lococcus aureus dan spesies Pseudomonas. Jamur yang paling sering
dapat terisolasi dari telinga normal maupun yang terinfeksi adalah Aspergillus.
Otitis eksterna sering disebabkan oleh dermatosis seperti psoriasis, ekzema,
atau dermatitis sebore. Bahkan reaksi alergi terhadap semprot rambut, cat
rambut, dan losion pengeriting rambut permanen dapat mengakibatkan dermatitis,
yang akan hilang bila bahan penyebabnya dihilangkan.